PCOS Fighter Bisa Hamil Alami Tanpa Menjalani Program Hamil
Alhamdulillah..
Penantian hampir 3 tahun aku dan suami, akhirnya terjawab. Saat aku menulis ini, usia kehamilan aku sudah 13 minggu dan aku upload ini sudah melewati masa sakral 4 bulan ga boleh diumbar2, hehe. Alhamdulillah.
Insya Allah, niat aku bukan untuk mengumbar apalagi pamer ya, tapi ingin berbagi semangat pada teman2 sesama PCOSFighter khususnya dan para perempuan2 pejuang garis 2 pada umumnya. I feel you girls, keep it up ya!
Oya, sebelum cerita, silakan mampir ke tautan ini, yang bercerita tentang perjuangan aku untuk hamil anak pertama. Aku Bersama PCOS
Sebelumnya..
Jadi, aku berhenti menemui dokter kandungan langgananku, yang juga membersamai aku saat program anak pertama karena tidak ada progres yang berarti dan bosen harus minum obat terus. Ditambah, pandemi.
Tapi, aku gak diem aja, tetap melakukan kegiatan yang menunjang, yaitu menurunkan berat badan. Based on experience aku dulu, turun 10kg baru hamil anak pertama.
Kepikiran mau bayi tabung setelah 2 cicilan lunas, jadi alokasi dana untuk biaya bayi tabung. Lalu, gak sengaja baca artikel bahwa proses bayi tabung bisa memakan waktu 2 tahunan. Ngobrol sama suami, kalo kayanya ga bisa nunggu cicilan lunas dan pandemi selesai.
Kami ke salah satu RSIA yang terkenal dengan program bayi tabungnya. Ternyata, kami harus menyertakan hasil rapid (saat itu masih hasil rapid yang antibodi) setiap akan konsultasi ke dokter kandungan. Tes pertama, aku non-reaktif dan suami reaktif.
Kami pulang kerumah tanpa periksa karena gak berhasil menemui dokter. Berusaha dibulan berikutnya, selalu gak pas sama jadwal. Jadi, kalo mau program, ketemu dokter saat haid hari 1 sampai dengan 3. Waktu itu, ada aja halangannya. Suami ke luar kota pas aku haid. Menurutku pribadi, agak repot aja, lagi mens langsung tes rapid terus ke RSIAnya. Dasar aku, hahaha.
Akhirnya, Garis 2 Itu Terlihat
Toleransi terlambat haid aku adalah 2 minggu, kalo lebih dari itu aku langsung testpack, tapi sebelum2nya, ga pernah sampe 2 minggu, uda haid sih. Lalu, diakhir bulan Maret, aku testpack dan garis 2 itu terlihat.
Ini yang Aku Lakukan
1. Olahraga
Saat pandemi, aku cuti nge-gym dan olahraga dirumah melalui YouTube. Jenisnya macem2 nih, bisa lihat di link ini ya, review beberapa channel olahraga di YouTube. https://hanimundei.blogspot.com/2021/01/7-channel-youtube-untuk-olahraga-dirumah.html
Nah, aerobic yang bikin aku betah karena aku tinggal di apartemen, jadi gerakan aerobic yang ga kemana2 kaya zumba dan banyak gerakan kegelnya.
2. Diet atau Atur Makanan
Aku ga diet yang gimana2 sih, hanya saja aku melakukan intermittent fasting. Jadi, aku atur puasa selama 14 jam, mulai dari terakhir aku makan malam. Biasanya, aku memulai makan itu jam 11 atau 12 siang.
Oya, aku gak atur makan yang masuk, apa aja masuk, termasuk bebek goreng dan sego sambel mak yeye di malam hari, haha.
3. Ibadah dan Doa
Aku berdoa, gak minta hamil secara langsung gitu, tapi aku minta kebahagiaan dunia akhirat, diberi keikhlasan dan kesabaran dalam menjalani semua skenario dari Allah.
"Jika memang aku bahagia dengan 1 anak, Ya Allah, berikan kami sekeluarga keikhlasan dan jika ada rejeki bagiku, beri kesabaran dalam menunggu anugerah-Mu."
Skenario Allah Selalu Beyond The Expectation
Terakhir periode haid aku, di tanggal 31 Januari - 6 Februari 2021, aku mengalami haid yang luar biasa derasnya. Sampe tembus ke kasur, yang aku ingat, aku mengalaminya saat SMP, awal2 haid. Bangun jam 2 pagi dengan panik, takut noda darah ga bisa ilang di springbed. Mana springbed baru lagi kan, hahaha.
Aku yang terbiasa menggunakan menstrual cup, terpaksa menggunakan menspad juga. Dobel2 gitu deh, hihi. Bener deh, setengah jam sekali aku ke kamar mandi untuk buang darah mens-nya. Selama 4 hari, aku ngerasa lemes, haus terus dll. Biasanya aku 5 hari uda selesai kali ini sampai 7 hari.
Aku mencari makna yang memberdayakan dari kejadian ini. Aku bersyukur, ini jadi momen bersih2 rahim, kuras rahim gitu, hehe. Karena bener2 ngerasa banjir. Berdoa terus, minta kesehatan.
Lalu, bulan depannya, aku lupa testpack tanggal 14 Maret, karena pas 2 minggu telat. Aku baru inget, testpack di tanggal 24 Maret 2021.
Keesokan harinya, aku testpack lagi, karena ga yakin.
Tanggal 26 Maret, aku ke spog sendirian karena suami uda ada jadwal ke luar kota dan aku kasih taunya mendadak. Ditambah, suami ga yakin sama hasil testpacknya, jadi aku sendirian deh.
Teruntuk Para Perempuan Seperjuangan
Tetaplah semangat, jaga pikiran untuk selalu memikirkan hal2 yang memberdayakan aja. Usaha dan doa, selalu dilakukan. Pasrah dan berserah diri kepada Allah SWT. Percayalah, akan rencanaNya yang memang terbaik untuk kita.
Semangat!
Komentar
Posting Komentar